LKTI Inergyc
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc
<p>INERGYC adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Elektro Kelautan dari Institut Perkapalan Politeknik Surabaya. Melalui acara ini, kami bertujuan untuk mengarahkan minat dan bakat mahasiswa dan mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk berkontribusi pada pengembangan industri maritim dan penerapannya di negara kita.</p>en-USLKTI Inergyc“FISHERMAN’S SOS” UNTUK KEAMANAN BERLAYAR BERBASIS LORA
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/95
<p>Menjadi nelayan adalah pekerjaan yang memiliki resiko besar terhadap keselamatannya. Terutama pada kapal nelayan tradisional, mereka tidak memiliki alat komunikasi lengkap selama berlayar. Oleh karena itu, “<em>Fisherman’s SOS</em>” dirancang sebagai alat komunikasi nirkabel antara nelayan dengan petugas dermaga untuk memberikan informasi kecelakaan darurat ketika berlayar di tengah laut. <em>Fisherman’s SOS </em>dirancang dengan menggunakan modul LoRa yang dilengkapi antena sebagai <em>transceiver </em>melalui sinyal frekuensi radio sehingga nelayan dapat dihubungi selama berlayar tanpa koneksi internet. Sistem ini dibuat untuk memberikan sinyal terkait kondisi kapal kepada petugas dermaga sehingga sistem akan menyalakan alarm buzzer di dermaga jika terdapat tanda bahaya. Kemudian, terdapat modul GPS NEO-6M sebagai pendeteksi lokasi kapal nelayan, modul sensor MPU6050 untuk mendeteksi kemiringan kapal apabila terjadi badai, serta <em>water level sensor </em>untuk mendeteksi kapal jika tenggelam. Sistem ini dipasang <em>emergency button </em>sebagai tanda apabila terjadi kecelakaan dan kondisi bahaya lainnya. Seluruh modul dihubungkan dengan Arduino sebagai mikrokontroler pada sistem <em>Fisherman’s SOS</em>. Sumber daya listrik pada prototipe ini memanfaatkan <em>solar cell </em>yang mengonversikan energi surya menjadi energi listrik. Melalui <em>Fisherman’s SOS</em>, kondisi nelayan yang berlayar lebih mudah dipantau oleh petugas dermaga dan dapat menghindari kecelakaan lebih awal karena petugas dapat memantau kemiringan kapal dan kondisi bahaya secara jarak jauh melalui bunyi alarm di dermaga. Kemudian, apabila terjadi kecelakaan akibat kondisi tidak terduga, nelayan dapat lebih cepat diselamatkan karena informasi dari SOS <em>emergency button </em>yang ditekan oleh nelayan. Selain itu, penjemputan nelayan bisa lebih cepat karena lokasi kapal yang sudah diketahui melalui GPS dan pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi terbarukan.</p>Mukamad RabilSiti Elviana Amelia PutriSiti Hardiyan Maharani
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711122PEMBUATAN BAHAN BAKAR BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI FERMENTASI RAGI
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/102
<p>Permasalahan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di dunia terjadi karena bahan baku yang berasal dari fosil sudah mulai habis. Bioetanol merupakan salah satu produk pengembangan energi terbarukan yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif BBM serta berpotensi ramah lingkungan karena bahan baku yang berasal dari sumber pati (jagung, ubi, sorgum, dan lain-lain). Kulit singkong disebut sebagai sumber energi terbarukan sebab mudah dicari, harga yang murah, regenerasinya dalam jangka yang pendek. Kulit singkong merupakan limbah dari singkong yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi sehingga kulit singkong dapat dijadikan salah satu alternatif bahan baku pembuatan bioetanol. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pembuatan bioetanol bersumber bahan baku nabati berupa singkong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif jenis percobaan atau eksperimen. Data diperoleh secara primer melalui uji bioetanol yang dihasilkan. Penelitian ini dapat menghasilkan bioetanol yang berbahan dasar kulit singkong yang memiliki karakteristik yang mudah dicari, murah, dan dapat beregenerasinya dalam waktu pendek dengan cara melakukan fermentasi dan menambahkan ragi yang memiliki bakteri saccharomyces cerevisiae didalamnya, bioetanol yang dihasilkan dari kulit singkong memiliki nilai kalor yang lebih rendah dibandingkan dengan bensin. Hal ini berarti bahwa untuk menghasilkan jumlah energi yang sama, lebih banyak bioetanol yang diperlukan dibandingkan dengan bensin. Bioetanol umumnya memiliki nilai kalor sekitar 21-23 MJ/L, sementara bensin memiliki nilai kalor sekitar 31-35 MJ/L. Waktu fermentasi yang paling optimum pada proses fermentasi adalah 96 jam. Kesimpulan penelitian ini adalah kulit singkong dapat menghasilkan bioetanol yang memiliki tingkat energi oktan setara dengan bahan bakar bensin yang berbahan minyak bumi.</p>Muhammad Izzuddin MusyammasEvi Novita VivianaAlicia Putri AngelinaSiti Kustiwi
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711118E-COBRA: Integrasi Teknologi Turbin Angin pada Power Bank Mobil Listrik untuk Transportasi Berkelanjutan
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/93
<p>Ketergantungan pada energi tidak terbarukan tetap menjadi tantangan besar, meskipun mobil listrik semakin populer, karena sebagian besar sumber listrik berasal dari batu bara. Dalam menanggulangi permasalahan tersebut, makalah ini mengusulkan E-COBRA, sistem turbin angin dengan rotor magnet sebagai sumber listrik terbarukan yang dapat memperpanjang masa pakai baterai mobil listrik. Berfungsi sebagai power bank, E-COBRA memanfaatkan energi angin saat mobil bergerak dan mengubahnya menjadi listrik guna menyokong baterai. Rancangan E-COBRA mengikuti prinsip aerodinamika, dengan pemasangan di atap mobil listrik untuk memanfaatkan energi kinetik dari angin yang menerpa mobil. Gaya angkat yang dihasilkan oleh udara di atas atap mobil listrik akan memutar turbin angin. Di dalam generator, energi mekanik digunakan untuk memutar rotor magnet di dalam gulungan kawat stator yang tidak bergerak, mengubah medan magnet dan menginduksi aliran listrik pada kawat. Proses ini menghasilkan listrik yang akan dialirkan dengan kabel dan terhubung langsung ke port pengisian daya mobil. Makalah ini membandingkan rancangan penggunaan turbin angin bertambah diffuser (DAWT) dengan turbin angin sumbu vertikal (VAWT) untuk sistem E-COBRA. Komparasi menunjukkan bahwa DAWT menghasilkan energi terbesar, dengan penelitian terdahulu menunjukkan hasil daya listrik sebesar 3,26 kW pada kecepatan mobil 120 km/jam. Teknologi ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada energi tidak terbarukan, tetapi juga menawarkan solusi signifikan untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan perjalanan mobil listrik. Dengan demikian, pendekatan ini mewakili kemajuan yang signifikan dalam solusi transportasi berkelanjutan.</p>Falisha Azfa Rania PuteriTsurayya Karima HanaNur Kholis Novianto
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711123“SEAFERS” – GAME EDUKASI DAN MEDIA PEMBELAJARAN KEMARITIMAN INDONESIA BERBASIS AUGMENTED REALITY MELALUI FILTER INSTAGRAM
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/110
<p>Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekayaan alam bawah laut yang sangat besar. Berbagai biota laut hidup dan berkembang di perairan Nusantara ini. Begitupun dengan potensi energi dari sumber daya alam bawah laut Indonesia. Namun, pengetahuan mengenai kondisi kemaritiman itu masih sangat kurang. Hal ini terkait dengan lemahnya pendidikan kemaritiman di Indonesia, yang hingga saat ini belum ada metode maupun media yang memfasilitasi pembelajaran dengan menerapkan sistem kemaritiman. Padahal penerapan pembelajaran kemaritiman harusnya diawali dari usia dini agar dapat optimal, sehingga edukasi kemaritiman sejak dini sangat diperlukan demi terciptanya regenerasi yang berbasis SDM pada maritim.</p> <p>Di sisi lain perkembangan teknologi di era digital dan informasi tanpa batas ruang dan waktu, salah satu media sosial yang banyak digunakan adalah Instagram, karena memiliki banyak fitur menarik, salah satunya adalah filter Instagram. Media sosial dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi yang sangat efektif. Atas dasar itulah, maka peneliti tertarik membuat “SEAFERS” – Game edukasi dan media pembelajaran kemaritiman berbasis augmented reality dengan filter Instagram yang bertujuan menjadi sarana sosialisasi potensi energi maritim Indonesia dengan cara yang menarik dan inovatif. Berdasarkan hasil penelitian inovasi game SEAFERS pada filter instagram terbukti dapat digunakan sebagai media pembelajaran game edukasi serta game SEAFERS terbukti dapat menarik rasa ingin tahu pengguna sebnayak 85% dan dapat meningkatkan hasil pengetahuan kemaritiman dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 65.</p>Ahmad Imam Syafi’iNaufal Azka RabbaniAchmad Jalil AlfitrohBintang Benarivo Mangengke
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-271118Studi Konseptual dan Desain Floating Breakwater sebagai Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut di Pantai Timur Surabaya
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/100
<p>Indonesia merupakan negara maritim dan menjadi negara dengan kerapatan gelombang laut sebesar 20 kW/m<sup>2</sup>, yang membuat Indonesia memiliki potensi cukup tinggi untuk menghasilkan energi listrik. Gelombang laut dapat menjadi salah satu energi alternatif yang dapat digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL). Salah satu sumber energi terbarukan adalah teknologi alat terapung yang efektif mengikuti arah gelombang laut. Teknologi ini dipadukan dengan <em>floating breakwater </em>dan <em>teknologi</em><em> attenuator</em>. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Hasilnya menunjukkan bahwa potensi gelombang laut dapat dikonversikan menjadi tenaga listrik dengan menggunakan <em>mooring </em>atau tali tambat yang tersambung pada generator yang berada di dalam laut. <em>Floating</em><em> breakwater </em>akan bergerak mengikuti gelombang laut dan menarik <em>mooring</em>, gerakan tarik ulur yang terjadi secara terus-menerus akan menghasilkan energi listrik.</p>Madhava Anindita Wardahni Agus WahyudiAmanda Dinda OliviaRizaldy Rizky Pratama
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711113PENGARUH MASA ADITIF SERBUK TANAH LEMPUNG KAOLIN TERHADAP KEMAMPUAN MENYALA BAHAN BAKAR ALTERNATIF BRIKET BIOARANG BERBAHAN DASAR LIMBAH- LIMBAH CANGKANG KERANG LAUT
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/88
<p>Masyarakat desa pesisir yang ada di wilayah kota Denpasar dan di sekitarnya dalam upaya memperoleh energi-energi alternatif kini telah dapat melakukan kerjasama dengan generasi muda pelajar SMA Negeri 5 Denpasar yang lingkungan sekolahnya telah berperedikat sebagai sekolah <em>Adiwiyata </em>(Sekolah Berwawasan Lingkungan). Dalam kegiatan ini telah dilaksanakan suatu kegiatan dengan hasil produk berupa energi terbarukan briket bioarang yang bahan-bahannya bersumber dari limbah cangkang-cangkang kerang yang jumlahnya begitu banyak ada di lingkungan pesisir pantai. Briket bioarang memang merupakan bentuk bahan bakar yang telah biasa ada di lingkungan masyarakat namun dalam hal ini briket bioarang yang sering terbentuk tersebut akan ditingkatkan daya tahan energinya dengan memberikan nyala api yang lebih lama dengan menambahkan serbuk tanah lempung kaolin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan serbuk tanah lempung kaolin dalam memberikan nyala api lebih lama. Metoda penelitian yaitu literatur dan eksperimen. Hasil penelitian antara lain :1) Mengungkap tentang dapatnya beriket bioarang memberikan nyala api lebih lama bila ditambahkan dengan serbuk tanah kaolin karena pada tanah kaolin terkandung senyawa-senyawa <em>Kaolinit, Iltite, Quartz dan Feldspar dan Oksida Besi </em>yang mampu mengikat bahan-bahan briket bioarang untuk tidak mudah mengalami proses oksidasi (pembakaran). 2) Mengungkap tentang perbedaan kemampuan briket bioarang yang tidak tercampukan serbuk tanah lempung kaolin dengan tercampurkan tanah lempung kaolin dimana perbedaan kemampuannya rata-rata mencapai 20 – 23 menit. Jadi kesimpulannya adalah pengaruh penambahan serbuk tanah lempung kaolin pada briket bioarang berbahan cangkang-cangkang kerang laut memiliki dapat memberikan kemampuan nyala api (kalori) yang lebih lama ketika dilakukan proses pembakaran atau proses oksidasi.</p>A.A. Ngurah SaputraMutya KandaNadya CarmelitaA.A. Dalem Mahendra
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711PEMBUATAN ALAT PENGENDALI HAMA KUTU PUTIH DENGAN SENSOR CAHAYA MENGGUNAKAN LARUTAN BAWANG MERAH DAN LARUTAN BAWANG PUTIH
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/107
<p>Kutu putih menjadi salah satu hama perusak utama tanaman dan buah-buahan. Kutu putih dikenal juga dengan nama latin <em>Paracoccuss Marginatus</em>, termasuk dalam kelompok serangga skala besar yang menjadi hama tanaman. Bunga dan buah muda akan gugur ketika kutu putih menyerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi hama, terutama pada hama kutu putih yang bisa membuat para petani mengalami gagal panen dan kerugian. Hama kutu putih akan menghambat laju pertumbuhan tanaman jika tidak segera diatasi. Bahan utama dalam pembuatan alat ini ialah air, lampu, bawang merah, dan bawang putih. Alat ini digunakan pada malam hari. Alat pengendali hama menyala dimalam hari dan pada siang hari alat ini mati untuk menghitung banyaknya hama yang mati terperangkap di dalam larutan. Hama kutu putih akan kesulitan untuk keluar, ketika ia sudah Masuk kedalam alat pengendali hama kutu putih. Kutu putih akan menabrak rangkaian bambu dan jatuh ke dalam larutan bawang merah dan bawang putih. Pengujian ini, diuji dalam 3 keadaan yang pertama, Keadaan air 1/3 volume wadah. Uji ke dua air 2/3 dari volume wadah, dan uji ketiga air memenuhi volume wadah. Penelitian ini menghasilkan, hama kutu putih tertarik pada cahaya dari lampu, dan hama kutu putih tidak bisa bernafas di dalam larutan bawang merah dan larutan bawang putih. Kesimpulan dari Penelitian ini adalah alat pengendali hama kutu putih dengan sensor cahaya dan perangkap larutan bawang merah dan larutan bawang putih mampu mengurangi populasi hama kutu putih.</p> <p> </p>Ariezta Juyan PamungkasSiti Ziadatur Rizqi Qi AlmaimunahSiti Kustiwi
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711117BAHAN BAKAR LAMPU LENTERA PARA NELAYAN YANG RAMAH LINGKUNGAN BERBAHAN CAMPURAN EKSTRAK DAUN BAKAU (Rhizopora, Sp) DENGAN MINYAK LEMAK IKAN TONGKOL (Euthynius Affinis)
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/98
<p>Sumber kekayaan laut memang tak ternilai harganya. Hanya saja masyarakat banyak yang belum mengetahui fungsi masing-masing dari sumber daya laut tersebut. Seperti halnya dalam proses pengembangan energi terbarukan atau energi alternatif pengganti energi fosil. Kini telah terbukti gerakan siswa SMA Negeri 5 Denpasar dapat membantu masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan untuk menggantikan bahan-bahan bakar mereka yang bersumber dari energi fosil dengan energi-energi terbarukan yang alami dan ramah lingkungan. Sumber daya laut yang dapat menghasilkan bahan bakar minyak adalah campuran dari ekstrak daun bakau dengan lemak-lemak yang ada pada ikan tongkol yang diketahui berdaging merah. Proses pembuatan bahan bakar minyak dari daun bakau dan ikan tongkol akan menggunakan metoda ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan bahan bakar organik dari daun bakau yang dicampurkan dengan kandungan lemak daging ikan tongkol. Metode penelitian adalah literatur dan eksperimen. Hasil penelitian yaitu: 1) Mengungkap tentang dihasilkannya minyak dari daun bakau setelah mengalami proses reaksi dengan asam sitrat atau asam klorida. Demikian juga lemak-lemak daging ikan tongkol akan terbentuk minyak setelah mengalami proses oksidasi pada suhu 70 ℃. Kedua minyak ini dapat dicampurkan menjadi sebuah larutan yang homogen yang dapat berfungsi sebagai bahan bakar. 2) Mengungkap keefektivitasan minyak dari daun bakau dengan ikan tongkol dalam manfaatnya sebagai bahan bakar pada lentera (lampu-lampu nelayan ketika digunakan melaut di malam hari). Jadi kesimpulannya adalah campuran minyak dari daun bakau dengan minyak dari lemak ikan tongkol dapat menjadi bahan bakar alternatif pada lampu-lampu lentera para nelayan ketika melaut di malam hari.</p>Ketut Ayu Agni SavitriNi Komang Ayu Ari KinantiKadek Sindy PratiwiA.A Dalem Mahendra
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711114PEMANFAATAN OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION (OTEC) MENGGUNAKAN INTERNET OF THINGS (IOT) SEBAGAI ENERGI CADANGAN
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/86
<p>Pengembangan energi terbarukan di Indonesia menjadi isu yang minim diketahui oleh masyarakat sekitar, terutama pada daerah Pantai Tureloto, Sumatera Utara. Posisi pantai tersebut terpisah dari Sumatera Utara dan memiliki keterbatasan dalam pemasokan energi listrik. Pantai Tureloto ini dikenal sebagai ‘Laut Mati’ yang dimana merupakan pantai dengan air laut dengan kadar garam yang tinggi sehingga mencapai 33,7% dibandingkan air laut pada umumnya yaitu berkisaran 3,5% (Agustina, 2023). Larutan air garam dapat menghantarkan elektrolit dengan massa 50 gram yaitu sekitar 3,43 watt (MAS Rezki, 2019) sehingga suhu yang dapat dihantarkan akan cukup tinggi. Oleh karena itu, kami berinovasi untuk menyediakan energi cadangan khususnya melalui energi air laut dengan menerapkan sistem Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dengan Internet of Things (IoT) dalam pemantauan dan pengendalian efisiensi sistem. Teknologi ini memungkinkan pemantauan dan penyesuaian otomatis untuk menjaga efisiensi dalam produksi energi, sehingga OTEC dapat menjadi sumber daya yang andal dan berkelanjutan. Metode penelitian yang kami terapkan adalah dengan menggunakan metode prototype dan pengolahan data yang melibatkan pembuatan model dari sistem yang kami usulkan. Teknologi ini mampu memberikan dampak positif serta emisi karbon yang rendah bagi masyarakat, serta dapat meningkatkan pengembangan energi terbarukan dalam dunia maritim di masa depan.</p> <p> </p>Abigail TumbelakaQonita Alya Mukhbita PutriFikih Hidayat
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711110PENGARUH SERBUK PASIR BENTONIT PADA DAYA TAHAN BAKAR BIOGAS BERBAHAN CAMPURAN LIMBAH SELADA LAUT DAN TEPUNG TULANG IKAN SALMON DALAM MENOPANG KEBUTUHAN ENERGI PADA MASYARAKAT DESA PESISIR WILAYAH KOTA DENPASAR
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/105
<p>Biogas sebagai energi terbarukan rupanya sudah berkembang di masyarakat yang rata-rata berbahan limbah-limbah kotoran hewan. Namun, dalam pembaharuan selanjutnya pengembangan biogas perlu memanfaatkan limbah-limbah dari sumber kekayaan laut yang sering mencemari lingkungan pantainya. Maka dari itu gerakan pelajar SMA Negeri 5 Denpasar berupaya mengembangkan energi terbarukan biogas berbahan campuran limbah tanaman selada laut dan tulang-tulang ikan salmon yang cukup banyak ada di lingkungan masyarakat desa pesisir. Disamping itu biogas yang dikembangkan ini perlu daya tahan bakarnya ditingkatkan agar tidak cepat habis terbakar ketika dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, perlu ditambahkan serbuk pasir bentonit sehingga daya tahan bakarnya dapat bertahan lebih lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serbuk pasir bentonit terhadap daya tahan bakar energi biogas berbahan campuran limbah tanaman selada laut dan tepung tulang ikan salmon. Metoda penelitian adalah literatur dan eksperimen. Hasil penelitian antara lain: 1) Biogas limbah campuran selada laut dan tulang ikan salmon yang dicampurkan serbuk pasir bentonit 0,25kg dapat menghasilkan gas lebih lama dengan perbedaan waktu 15 menit 27 detik dibandingkan dengan biogas tanpa campuran serbuk pasir bentonit. 2) Perbedaan keefektifitasan biogas yang dicampurkan dengan serbuk pasir bentonit dengan yang tidak dalam kemampuannya mengubah suhu zat cair dari suhu awal 28℃ hingga mencapai suhu 100℃ memiliki perbedaan waktu selama 3 menit 09 detik. Kesimpulannya adalah biogas yang dicampurkan serbuk pasir bentonit memiliki daya tahan bakar lebih lama dan memiliki waktu lebih cepat dalam penggunaannya sehari-hari di rumah tangga.</p>Tasya Ferdiana PutriI Putu Agus Adi SaputraNi Gusti Ayu Putu Surya Citra DewiA.A. Dalem Mahendra
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711117PENGARUH PREPROCES PHP SERTA OPTIMALISASI SAKARIFIKASI ENZIMATIS TERHADAP PRODUKSI BIOETANOL DARI RUMPUT TEKI DENGAN MANFAATNYA SEBAGAI BAHAN BAKAR KAPAL DALAM MENUNJANG KETERSEDIAAN ENERGI UNTUK BAHAN BAKAR KAPAL DI WILAYAH PESISIR
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/96
<p>Ketersediaan energi yang ramah lingkungan sebagai bahan bakar kapal di wilayah pesisir menjadi salah satu tantangan yang dihadapi saat ini. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah bioetanol. Penelitian ini menganalisis potensi <em>Cyperus rotundus </em>(rumput teki) sebagai bahan utama bioetanol G2 melalui <em>preprocess-PHP </em>serta optimalisasi sakarifikasi enzimatis. <em>Preprocess </em>dilakukan pada dua suhu (40<sup>o</sup>C dan 50<sup>o</sup>C) dengan variasi waktu, dilanjutkan dengan sakarifikasi dan fermentasi menggunakan <em>Aspergillus niger </em>dan <em>Saccharomyces cerevisiae</em>. Hasil penelitian menunjukkan sakarifikasi optimal pada <em>preprocess </em>pada suhu 50<sup>o</sup>C menghasilkan kandungan selulosa 13,66%. Kadar bioetanol terbaik didapat pada waktu fermentasi 7 hari dengan suhu 38<sup>o</sup>C. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan metode yang efektif untuk produksi bioetanol dari rumput teki, mendukung keberlanjutan energi terbarukan dengan memeperhatikan aspek lingkungan.</p>Rosyidah Khoirunnisa Al ghiffaryRiyad Khoirul AnamFitriani Khanifatun
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711112PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH SERBUK TULANG IKAN TUNA (Thunnini, sp) SEBAGAI KATALIS HETEROGEN KALSIUM OKSIDA (CaO) DALAM PROSES PEMBUATAN BIODIESEL BERBAHAN JELANTAH LALAPAN BALI (BEBEK, AYAM, LELE, IKAN) MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/103
<p>Menanggapi permasalahan bahwa energi fosil kini sudah mulai menipis maka generasi muda pelajar SMA Negeri 5 Denpasar kini telah mengembangkan salah satu bentuk energi terbarukan ramah lingkungan yaitu biodiesel. Namun dalam proses pembuatan biodiesel memiliki langkah-langkah inovasi baru yaitu melakukan suatu proses penambahan serbuk tulang ikan laut jenis tuna (Thunnini, sp) untuk mempercepat terbentuknya biodiesel dan memperoleh hasil volume minyak awal yang lebih banyak dan mengurangi pengendapan glycerol, air dan sisa NaOH yang sering sebagai limbahnya proses pembuatan biodiesel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara proses pembuatan biodiesel yang menggunakan tambahan serbuk tulang ikan tuna dengan proses pembuatan biodiesel tanpa penambahan serbuk ikan tuna yang prosesnya sama-sama secara transesterifikasi. Metode penelitian yaitu literatur dan eksperimen. Hasil penelitian antara lain: 1) Mengungkap tentang perbedaan cepat terbentuknya biodiesel berbahan limbah jelantah lalapan BALI (Bebek, Ayam, Lele, Ikan) serta jumlah volume awal terbentuknya minyak biodiesel tersebut bilamana ditambahkan dengan serbuk tulang ikan tuna sebagai katalis Kalsium Oksida (CaO). 2) Perbedaan kemampuan energi biodiesel antara minyak yang tercampurkan serbuk tulang ikan tuna dengan tanpa penambahan serbuk tulang ikan tuna dalam memberikan nyala api sebagai wujud kualitas kalori dari energi biodiesel tersebut. Jadi kesimpulannya adalah biodiesel berbahan dari limbah minyak jelantah lalapan BALI akan memiliki kualitas yang lebih baik jika ditambahkan dengan serbuk tulang ikan tuna dalam manfaatnya sebagai bahan bakar dalam kehidupan di lingkungan masyarakat.</p>Ni Made Ijeng AnjaniLuh Made Keyrana Gayatri PradnyandariNi Putu Nadia KesumaningsihA.A. Dalem Mahendra
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711112BIO FEEDBACK: PEMANFAATAN LIMBAH MANGROVE SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN DALAM PENCAPAIAN SDGs 2030
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/94
<p>Indonesia salah satu yang memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia dengan keanekaragam hayati yang tinggi. Namun, limbah buah dan daun mangrove sering kali diabaikan, sehingga menimbulkan masalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah mangrove sebagai sumber energi terbarukan melalui pembuatan briket limbah mangrove, sebagai pengganti minyak tanah. Dengan demikian, produk ini berpotensi mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Inovasi ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) 2030 dalam mencapai konservasi energi dan pengurangan dampak lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket mangrove memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, sehingga efektif digunakan sebagai sumber energi alternatif. Selain itu, pemanfaatan ini juga berpotensi meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat pesisir dalam konservasi lingkungan serta pengelolaan limbah secara berkelanjutan.</p>Fitria RomadhonSafira Kurnia Cipta
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711114PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BATU APUNG PANTAI JENIS SUB SEREAL TERHADAP KEMAMPUAN ENERGI BIOETANOL DARI LIMBAH BUAH MANGROVE ( Bruguiera gymnorrhiza ) DALAM MEMBERIKAN KALORI MELALUI UJI SUHU ZAT CAIR DENGAN INDIKATOR PADA LAMPU-LAMPU KACA BERSUMBU
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/101
<p>Energi bioetanol merupakan salah satu energi terbarukan yang alami dan ramah lingkungan yang berperan aktif sebagai bahan bakar pengganti energi fosil dalam rumah tangga. Energi bioetanol yang terbuat dari senyawa organik yang dalam hal ini menggunakan limbah buah mangrove atau buah Aiwon ( Bruguiera gymnorrhiza ) dalam menjaga kualitasnya dengan menjadikan bahan bakar tersebut tidak cepat terbakar habis dalam penggunaannya seharihari. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan serbuk batu apung gosok jenis sub sereal yang juga tidak sulit didapatkan di Pantai desa-desa pesisir. Tujuan dari penambahan batu apung gosok jenis sub sereal pada energi terbarukan bioetanol berbahan dari limbah buah mangrove ( Aiwon ) untuk menambah lamanya kemampuan energi bioetanol ini dalam memberikan energi terhadap benda yang dipengaruhi atau benda mengalami proses perubahan. Metode penulisan dalam penelitian ini adalah eksperimen dan literatur. Hasil penelitian antara lain : 1) Mengungkap alasan dasar dapatnya energi terbarukan bioetanol berbahan limbah buah mangrove ( Aiwon ) memberikan energi panas terhadap suatu benda yang dipengaruhi untuk mengalami perubahan, khususnya pada perubahan suhu zat cair. 2) Mengungkap perbedaan lamanya nyala api yang menggunakan energi bioetanol dengan penambahan serbuk batu apung gosok jenis sub sereal dalam jumlah pemberian serbuk batu apung yang bervariasi atau jumlah yang berbeda. Jadi kesimpulannya adalah dengan pemberian penambahan serbuk batu apung gosok jenis sub sereal dengan takaran yang berbeda akan memberikan perbedaan lamanya nyala api atau memberikan kalori ketika dimanfaatkan untuk mempengaruhi perubahan suatu benda dalam memenuhi kegiatan di rumah tangga.</p>Marvela SavanaNi Kadek Ayu WulandariNi Wayan Rani LestariA.A. Dalem Mahendra
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711119MENGOLAH CAMPURAN LIMBAH RUMPUT LAUT JENIS COTTONII DENGAN AIR KELAPA TUA WILAYAH PESISIR MENJADI ENERGI TERBARUKAN DALAM BENTUK ALKOHOL ORGANIK PENGGANTI ENERGI FOSIL MELALUI PROSES TEKNOLOGI TEPAT GUNA HOTCOLDBOX
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/89
<p>Generasi muda yang peduli lingkungan terutama terhadap permasalahan energi fosil hendaklah segera mengambil aktivitas untuk mengembangkan bentuk-bentuk energi alternatif sebagai pengganti energi fosil. Salah satu yang bisa dikembangkan adalah energi terbarukan yang dapat diwujudkan dalam bentuk alkohol organik yang memiliki kelebihan sebagai bahan bakar yang alami dan ramah lingkungan. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan alkohol organik ini berasal dari limbah atau bahan yang terbuang begitu saja karena belum terpikirkan tentang pemanfaatannya. Salah satu diantaranya adalah limbah rumput laut dan air kelapa tua yang banyak ditemukan di lingkungan pantai. Dengan hal ini maka ada kesempatan baik untuk memanfaatkan kedua limbah tersebut sebagai energi terbarukan dalam bentuk bahan bakar alkohol organik melalui proses alat sederhana hotcoldbox. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa limbah rumput laut jenis Cottonii dan air kelapa tua dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif dalam bentuk alkohol organik. Metode penelitian yaitu eksperimen, observasi, literatur. Hasil penelitian antara lain: 1) Mengungkap tentang dapatnya rumput laut jenis Cottonii dan air kelapa tua sebagai energi terbarukan dalam bentuk alkohol organik melalui proses alat sederhana hotcoldbox. 2) Uji keefektivitasan bahan bakar alkohol organik sebagai energi terbarukan pengganti energi fosil di lingkungan rumah tangga dan masyarakat. 3) Pemaparan tentang energi terbarukan alkohol organik bernilai alami dan ramah lingkungan. Kesimpulannya, air limbah rumput laut jenis Cottonii dan air kelapa tua di lingkungan masyarakat pesisir dapat dijadikan energi terbarukan dalam bentuk bahan bakar alkohol organik yang efektif pemanfaatnya sebagai pengganti energi fosil.</p>AryaswariSeptiaraSintia DeviDalem Mahendra
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711119MODEL GERAKAN BERBAHASA “GENERATOR KINCIR AIR DARI SAMPAH” SEBAGAI ALTERASI PEMBANGKIT LISTRIK DALAM MEWUJUDKAN INDONESIA NET ZERO EMISSION 2050
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/108
<p>Pada tataran realita (<em>Das Sein</em>) peningkatan jumlah penduduk di Indonesia berdampak signifikan terhadap peningkatan penggunaan energi listrik dan bahan bakar. Menurut data dari <em>Global Carbon Project </em>pada tahun 2020 Indonesia menempati peringkat ke-10 negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia yakni sebesar 590 MtCO2. Sektor industri yang menggunakan batu bara sebagai sumber energi listrik diperkirakan menjadi penyumbang utama terhadap emisi CO2 tersebut. Padahal Idealitanya (<em>Das sollen</em>) Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki total potensi tenaga air sebesar 75.000 MW. Namun, yang termanfaatkan saat ini hanya 10,1% atau sebesar</p> <p>7.572 MW yang berarti masih terjadi ketidakoptimalan pemanfaatannya. Dalam rangka mengatasi permasalahan ini, peneliti mengusulkan "Model GERAKAN BERBAHASA</p> <p>: Generator Kincir Air dari Sampah" sebagai inovasi dalam pembangkit listrik yang bersumber pada air. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi mengenai: 1) Pengurangan ketergantungan pada batu bara melalui pembuatan GERAKAN BERBAHASA, 2) Model GERAKAN BERBAHASA sebagai sumber listrik energi terbarukan dalam mendukung pencapaian Indonesia <em>Net Zero Emission </em>di tahun 2050. Pisau analisis: Model GERAKAN BERBAHASA, inovasi pembangkit listrik, Indonesia <em>Net Zero Emission </em>2050. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian <em>field research </em>dan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Model GERAKAN BERBAHASA terbukti efektif dalam menghasilkan listrik dari sampah, 2) Penerapan model ini dapat berkontribusi pada pencapaian target NZE 2050 dengan memberikan alternatif pembangkit listrik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan demikian, penelitian ini memberikan solusi inovatif untuk menghadapi tantangan konsumsi energi dan emisi dalam pembangkit listrik di Indonesia.</p>Shafa Salsabila AzzuhroAisyah Wahyu Al-AminMuhammad Nafis LaksonoIzzatul Laila
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711117PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK CANGKANG KEONG LAUT (Achatina Fulica, L) TERHADAP KUALITAS ENERGI TERBARUKAN BIOSOLAR DARI JELANTAH KRIPIK IKAN PATIN (Pangasidae) MELALUI UJI KETAHANAN ENERGI PADA MESIN-MESIN PERAHU NELAYAN
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/99
<p>Salah satu jenis energi terbarukan adalah biosolar atau biodiesel. Biosolar ini merupakan bahan bakar berbahan organik salah satunya dari limbah minyak jelantah. Sebagai pengganti energi fosil (solar sintetis) maka dalam penelitian ini dikembangkan biosolar dari limbah minyak jelantah kripik ikan patin yang ketersediaannya cukup melimpah di masyarakat. Energi biosolar yang terbuat dari proses transesterifikasi perlu ditambahkan serbuk cangkang keong laut dalam upaya meningkatkan daya tahan biosolar agar minyak tidak cepat habis terbakar jika digunakan pada mesin-mesin perahu nelayan ketika melaut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serbuk cangkang keong laut dalam manfaatnya meningkatkan daya tahan biosolar minyak jelantah kripik ikan patin. Metoda penelitian adalah literatur dan eksperimen. Hasil penelitian antara lain: 1) Perlunya biosolar dikembangkan karena dapat bersifat renewable, berfungsi tanpa modifikasi mesin diesel, mengurangi penggunaan energi fosil, ramah lingkungan. 2) Mengungkap tentang biosolar yang tercampur dengan serbuk cangkang keong laut dapat bertahan lebih lama pada mesin-mesin diesel perahu nelayan karena pada serbuk keong laut ini mengandung kalsium karbonat yang di dalamnya terkandung kalsit, vaterite, dan aragonite. Disamping itu juga mengandung senyawa kitin dan silicon oksida. Semua kandungan ini mampu mengatasi terbakarnya biosolar lebih cepat sehingga biosolar dapat bertahan lebih lama pada mesin diesel perahu nelayan. Kesimpulan adalah dengan kandungan senyawa CaCO3, Kitin dan Silikon Oksida maka biosolar dari jelantah kripik kulit ikan patin dapat bertahan lebih lama dalam manfaatnya sebagai bahan bakar di lingkungan masyarakat desa pesisir yang mata pencaharian sebagai nelayan.</p>Alif Nazwa Aulia PanduKomang Ayu FatmawidityaniNi Kadek Radha Prema NandaA. A Dalem Mahendra
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711125PEMANFAATAN SUMBER ENERGI BERSIH SEBAGAI KONVERSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK HYBRID MENGGUNAKAN OCEAN WAVE DAN SOLAR POWER PLANT
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/87
<p>Kebutuhan energi listrik semakin meningkat, pemerintah selalu berupaya mengurangi pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil. Namun sangat disayangkan pemanfaatan sumber energi terbarukan di negara kita masih pada tingkatan kurang optimal. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang memiliki sumber energi bersih serta berlimpah seperti sinar matahari dan juga luasnya pesisir laut. Melihat kondisi dan topografi Indonesia, maka perlu adanya upaya pengoptimalan dalam transisi ke energi bersih karena ramah lingkungan dan tidak secara langsung menghasilkan efek gas rumah kaca. Kami melihat potensi energi terbarukan di kota Surabaya sangat melimpah. oleh karena itu, kami memiliki gagasan berupa Pembangkit Listrik <em>Hybrid</em> mengkombinasikan dua sumber energi atau lebih. Dan sebagai pemanfaatan sumber energi yang ada, kami menggunakan konsep <em>solar power plant</em> yang bekerja menggunakan kumpulan panel surya yang dapat merubah sinar UV yang dihasilkan matahari menjadi listrik melalui alat <em>fotovoltaik</em> dan juga konsep <em>ocean wave</em> menggunakan alat <em>kapal apung</em> yang terkena gelombang di sekitar dermaga dapat menggerakkan pegas <em>hidraulik</em> dibawahnya, serta untuk memutar <em>generator</em> agar dapat menghasilkan listrik. Penggabungan dari kedua alat pembangkit listrik ini sangat membantu percepatan penghasilan listrik. Daya listrik yang dihasilkan kedua alat akan dijadikan satu pada alat <em>control</em> untuk mengatur banyaknya daya yang masuk dan mengontrol ketika terdapat sisa energi yang kemudian disimpan kedalam baterai. beserta <em>inverter</em> berkerja mengubah arus listrik yang semula searah (DC) diubah menjadi arus bolak balik (AC). Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan energi listrik serta menjaga pelestarian lingkungan yang berdampak terhadap kearifan lokal di daerah pesisir Indonesia</p>Aisyah Izmi RahmayantiRendiansyah Nur SubektiBakhtiyar Arsada
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711122PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT DESTILASI SEDERHANA UNTUK PROSES PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/106
<p>Minyak jelantah memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai biodiesel bahan bakar alternatif kendaraan bermotor. Biodiesel dapat terbentuk karena peran proses destilasi dimana terdapat dua tahapan proses yaitu proses penguapan dan proses pengembunan. Destilasi adalah kunci utama dalam pemisahan fraksi-fraksi minyak jelantah berdasarkan perbedaan titik didih. Penelitian ini bertujuan untuk <br>menciptakan alat destilasi sederhana yang mampu mengubah minyak jelantah menjadi biodesel bahan bakar alternatif kendaraan bermotor. Metodelogi penelitian ini menggunakan rancangan percobaan dengan bahan utama dari kaleng bekas serta bahan biodiesel dari limbah minyak jelantah. Penelitian ini menghasilkan alat destilasi dengan prinsip kerja yang diawali dengan memasukkan minyak jelantah <br>kedalam kaleng yang kemudian akan dipanaskan, melalui proses pemanasan minyak jelantah uap akan terbentuk. Uap dari proses pemanasan minyak jelantah akan didinginkan dan kemudian menjadi cairan yang akan ditampung kedalam wadah. Campuran dalam tangki destilasi dididihkan, komponen yang memiliki titik didih lebih tinggi akan menguap terlebih dahulu dan terkondensasi sebagai produk destilat.Uap hasil destilasi kemudian didinginkan dalam kondesor sehingga uap menjadi cairan. Komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan lebih sulit menguap dan membentuk produk bottom yang terdapat pada labu didih. Perolehan destilasi seperti konsentrasi dan volum destilat cair pada proses destilasi sangat bergantung pada komposisi umpan dan laju pemanasan. Oleh karena itu, proses pemisahan secara efisien dapat dilakukan dengan mempelajari teori mengenai kondisi operasi destilat yang baik diantaranya komposisi umpan dan laju pemanasan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah alat destilasi sederhana dengan bahan dasar kaleng bekas mampu mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel sebagai bahan bakar alternatif kendaraan bermotor.</p>M. Adi SupraptoHafizh Xavier NikoimanNayya fatika SariSiti Kustiwi
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711114BIOMIRU "Biogas Mini Rumahan" Pemanfaatan Bahan Limbah Organik Berupa Buah Dan Sayur Yang Sudah Busuk, Untuk Mensubstitusi Dan Mengkonversi Penggunaan Gas Elpiji Demi Mewujudkan Indonesia Emas 2045.
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/97
<p>Penelitian BIOMIRU (Biogas Mini Rumahan) dilatarbelakangi peduli lingkungan untuk menghemat energi tak terbarukan terutama pada masalah kelangkaan produk gas LPG. Kelangkaan gas LPG menunjukkan adanya penurunan ketersediaan energi tak terbarukan. Biogas adalah inovasi menarik sebagai energi alternatif untuk mengatasi masalah ketersediaan energi tak terbarukan. Biogas merupakan campuran gas yang dihasilkan dekomposisi materi organik, seperti kotoran hewan atau limbah pertanian.. Gas-gas tersebut terdiri dari gas metana dan karbondioksida, serta potongan kecil nitrogen dan hidrogen, yang dialih fungsikan menjadi biogas untuk mengurangi penggunaan produk gas LPG yang sudah semakin langka. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pemanasan, listrik, transportasi dan merupakan sumber energi terbarukan, berkelanjutan dan ramah lingkungan. Proses pembuatan biogas dikenal sebagai anaerobik dan dapat terjadi di dalam tanah atau di dalam tangki-tangki khusus yang disebut dengan tangki biogas. Biogas memiliki potensi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang berpengaruh besar pada pemanasan global dan mengurangi ketergantungan masyarakat pada bahan bakar fosil. Selain itu, biogas juga dapat mengurangi limbah pertanian dan menghasilkan pupuk alami sebagai produk sampingan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang mengacu pada metode eksperimen, melalui biogas mini. Dengan demikian dirumuskan, dalam penelitian ini kelangkaan gas LPG disebabkan semakin meningkatnya pemakaian yang tidak diimbangi ketersediaan gas fosil dan minyak bumi. Sehingga diinovasikan sebuah energi alternatif berupa biogas untuk menekan pemakaian gas LPG di masyarakat. Secara keseluruhan, biogas adalah teknologi yang menjanjikan dari segi ekonomis dan dapat dimanfaatkan terhadap bumi dan meningkatkan kualitas hidup.</p>Kadek Yunita Dwi RahayuNi Wayan Anik PratiwiNi Luh Made Sri MahayoniAgnes Heppy Kurniasari
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711127ENTURIN SEBAGAI APLIKASI BERBASIS INTERNET OF THINGS (IoT) DENGAN NODEMCU ESP8266 DAN HC-SR04 UNTUK EFISIENSI ENERGI TURBIN ANGIN LEPAS PANTAI
https://inergyc.ppns.ac.id/journal/index.php/inergyc/article/view/104
<p>Pengunaan energi terbarukan menjadi fokus utama dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu sumber energi terbarukan yang potensial adalah energi angin, khususnya melalui penggunaan energi pada turbin angin lepas pantai. Namun, pengoperasian dan pemeliharaan turbin angin lepas pantai memerlukan strategi efisiensi energi yang optimal untuk memaksimalkan output dan mengurangi biaya operasional. Penelitian ini mengusulkan sebuah aplikasi berbasis Internet of Things (IoT) yang menggunakan modul ESP8266 dan sensor ultrasonik HC-SR04 untuk meningkatkan efisiensi energi pada turbin angin lepas pantai. Modul ESP8266, dengan kemampuannya untuk terhubung ke jaringan Wi-Fi, bertindak sebagai penghubung antara sensor dan sistem pemantauan pusat. Sensor ultrasonik HC-SR04 digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin, serta mendeteksi objek di sekitarnya, sehingga memungkinkan penyesuaian posisi bilah turbin untuk mengoptimalkan penangkapan energi angin. Data yang diperoleh dari sensor dikirim secara real-time ke server pusat melalui jaringan Wi-Fi, di mana data ini dianalisis untuk membuat keputusan yang cepat dan akurat terkait pengaturan turbin. Aplikasi ini tidak hanya memfasilitasi pemantauan kondisi turbin secara terus-menerus, tetapi juga menyediakan mekanisme peringatan dini untuk mendeteksi potensi kerusakan atau gangguan operasional. Hasil pengujian menunjukkan bahwa aplikasi ENTURIN mampu memberikan data yang akurat dan dapat diandalkan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam pengoperasian turbin angin. Selain itu, penggunaan teknologi IoT dalam sistem ini memungkinkan pemantauan dan kontrol dari jarak jauh, meningkatkan fleksibilitas dan responsivitas terhadap perubahan kondisi lingkungan.</p>Putri AzzuwaSaskia Agni AgustinaAnggie Zahra AndrianiCipta Trigunadi
Copyright (c) 2024 LKTI Inergyc
2024-11-272024-11-2711112